Berjilbab
bagiku sesuatu hal yang tidak mudah buat dipermainan
Dulu
waktu aku masih SMP, aku melihat wanita yang berjilbab itu wanita yang pasti
muslimah sangat, pasti pandai ngaji, akhlaknya baik, dan dimanapun akan selalu
mengenakan jilbab.
Tetapi
setelah aku udah SMK dan bersamaan dengan tren hijab di Indonesia, tiba-tiba
banyak remaja putri yang mengenakan jilbab. Aku kira saat itu, mereka
benar-benar ingin memakai jilbab dan sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Tetapi ternyata mereka memakai jilbab hanya kalau sekolah atau kalau keluar
aja, selebihnya mereka tidak menggunakan jilbab di sosmed dan dimanapun mereka
berada. Aku yang sangat itu melihat tren hijab sangat berkembang cepat,
akhirnya ingin juga memakai jilbab. Sejujurnya dulu aku pernah berkata dalam
hati bahwa aku ingin berjilbab ketika nanti sudah menikah. Akhirnya kata-kataku
itu tak terwujud dan aku mulai berhijrah untuk memakai jilbab ketika kelas 11.
Sebelum benar-benar matang dalam berjilbab, mama meyakinkanku bahwa aku berjilbab
tidak hanya ketika sekolah saja, tetapi untuk dipakai dimanapun dan harus
dipakai selamanya tidak lepas pakai. Kakakku linda juga memberikan nasihat,
bahwa nanti kalau aku sudah berjilbab, di sosial media aku harus memakai jilbab
terus, foto yang tidak memakai jilbab harus dihapus agar tidak diketahui oleh
orang lain. Dan aku mengiyakan nasihat yang mereka berikan, dan akupun mantap
memakai jilbab alhamdulillah sampai sekarang.
Bagiku
dalam berhijrah ke arah yang lebih baik, jangan setengah-setengah untuk
melakukan tetapi lakukanlah dengan maksimal. Karena yang maksimal saja belum
tentu hasilnya juga akan maksimal. Sama halnya ketika berkeinginan untuk
berjilbab, usahakanlah untuk benar-benar berkomitmen berjilbab seperti:
Menjaga
perkataan kita agar tidak menyakiti perasaan orang lain,
Walau
mungkin membaca al-quran tidak lancar tetapi selalu ada niat untuk tetap terus
belajar,
Memakai
jilbab dalam keadaan apapun, walau itu kegiatan berenang,
Berusaha
menutup aurat di depan teman laki-laki kita, karena mereka bukan muhrim kita,
Berbuat
baik dengan sesama, saling mengingatkan dan tolong menolong.
Sebenarnya
itu hal yang mudah kok, terasa berat karena kita belum terbiasa saja. Akupun
juga belum menjadi wanita yang muslimah seutuhnya, aku ga bisa kalem, pakaianku
kadang ketat, kadang masih mempunyai penyakit hati kepada orang lain tetapi aku
belajar terus-menerus belajar untuk berubah jadi lebih baik lagi, menikmati
hidup yang diberikan Allah dan menggunakan waktu yang ada untuk menjadi
seseorang yang beriman di hadapan Allah SWT. Bisa bijak seperti ini karena umur
ga mudah lagi, bukan anak remaja lagi melainkan anak remaja yang telah menjadi
dewasa dan insyaallah siap menghadapi ujian dan tanggung jawab yang lebih besar
di depan sana.
Ada
satu manfaat kita menutup aurat yang sangat penting dan wajib diketahui. Selain
menutup aurat dapat menjauhkan kita dari hal yang membahayakan kita seperti di
goda oleh lawan jenis bahkan lebih, menutup aurat ternyata dapat meringankan
dosa orang tua kita (ayah). Karena banyak yang tidak diketahui oleh remaja
putri bahwa ketika kita tidak menutup aurat, kita malah menambah dosa ayah
kita. Selama 17 tahun dosaku tak menutup aurat ditanggung oleh ayahku :’).
Karena itu ketika aku sudah menutup jilbab, aku berkomitmen tidak membukanya
lagi di dunia langsung maupun di sosial media.
Jangan
pernah takut dibilang ketinggalan jaman karena memakai jilbab, karena hal yang
paling penting kita hidup di dunia ini adalah tetap bertahan pada ajaran islam,
bisa melewati ujian dan cobaan yang diberikan Allah, karena sesungguhnya kita
akan kembali kepada Allah, maka kita tak perlu memperdulikan kenikmatan dunia,
yang kita cari adalah kenikmatan di akhiratJ)
Sebagai
sesama muslim, hendaknya kita belomba-lomba dalam
kebaikan. Mengingatkan dan mengajak teman kita untuk berjilbab juga hal kecil
tetapi akan dapat membawa manfaat yang sangat besar
0 komentar:
Posting Komentar