Sabtu, 30 Januari 2016

Makalah Manajemen Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Dalam bukunya Administration of Public Education Stephen J. K menjelaskan bahwa pengelolaan pengajaran termasuk dalam gugusan substansi problema-problema tertentu. (Knezevich, 1961:388). Dalam uraian ini beliau menjelaskan tentang kurikulum, sebagai berikut :
Curriculum as all experiences for leaner provided under the direction of an institution for education. (Knezevich, 1961:388). Kurikulum dilihat sebagai seluruh pengalaman belajar siswa di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan, dalam hal lain sekolah. Kurikulum dilihat sebagai menterjemahkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Pengalaman itu disusun menurut luas dan urutan umur belajar subyek didik.
Di sekolah-sekolah kita sudah punya kurikulum. Dalam buku kurikulum itu disediakan juga garis-garis besar progam pengajaran untuk tiap tingkat. Masalah yang akan disorot dalam uraian ini ialah bila suatu sistem kurikulum dilaksanakan, maka ide dasar yang dianut dalam kurikulum itu harus di pahami oleh para administrator sekolah, karena mereka yang akan mengelola kurikulum. Supaya para pembaca dapat memahami cara mengelola progam di sekolah.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari manajemen kurikulum ?
2.    Apa saja ruang lingkup dalam manajemen kurikulum ?
3.    Apa pengertian dari pengelolaan pengajaran di sekolah ?
4.    Apa prinsip dan fungsi manajemen kurikulum ?
5.    Apa pengertian dan fungsi dari kalender sekolah?
6.    Kapan dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerja tahunan?
7.    Apa saja tahapan untuk menyusun jadwal jadwal pelajaran?
8.    Apa saja yang perlu diperhatikan ketika menyusun jadwal bagi guru budang studi?

C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari manajemen kurikulum.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup dari manajemen kurikulum.
3.      Untuk mengetahui pengertian dari pengelolaan pengajaran di sekolah.
4.      Untuk mengetahui prinsip dan fungsi manajemen kurikulum.
5.      Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari kalender sekolah.
6.      Untuk mengetahui kapan dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerja tahunan.
7.      Untuk mengetahui apa saja tahapan dalam menyusun jadwal jadwal pelajaran.
8.      Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan ketika menyusun jadwal bagi guru bidang studi.


BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian Manajemen Kurikulum
Secara etimologis kurikulum berasal dari kata cure”cursus” yang berati hal lari cepat, perlombaan cepat, arah/tujuan, rangkaian pelajaran dan peredaran waktu.
Definisi kurikulum sesuai dengan UU Sisdiknas adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Willam T. Gruhn dan Harl R. Douglass mengemukakan dalam bukunya The Modern Junior High School (p. 61) tentang konsep dasar kurikulum sebagai berikut :
“To day the curriculum is coming to be thought of as sonsisting of the total controlles school, for the purpose stimulating, influencing and contributing to the wholesome growth and development of boys and girls”
Secara sederhana diartikan sebagai berikut :
Kurikulum dipikirkan sebagai keseluruhan lingkungan yang tercipta di bawah pengawasan sekolah untuk mempengaruhi dan menunjang keseluruhan pertumbuhan dan perkembangan para siswa.
Pengertian dari manajemen kurikulum ialah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkan progam-progam sekolah. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengindentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.

B.  Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

C.  Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum
1.    Prinsip Manajemen Kurikulum
a)    Produktivitas, hasil akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
b)   Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c)    Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d)   Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensiuntuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan m anajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahakan visi, misi dan tujuan kurikulum
2.    Fungsi Manajemen Kurikulum
a)      Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b)      Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa unruk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan ko kurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

D.  Pengertian Pengelolaan Pengajar
Knezevich menggunakan istilah “Instructional Leadership”, maksudnya ialah menata pengajaran. Kalau pengertian itu yang digunakan, maka tugasnya mulai dari merencanakan kurikulum sampai penilaian dan pengembangannya.
Dalam uraian ini pengelolaan pengajaran hanya dibatasi pada bagaimana mengatur kurikulum di sekolah. Artinya bagaimana menterjemahkan ini kurikulum ke dalam bahasa proses belajar mengajar yang disajikan dalam satuan-satuan pengalaman belajar agar dapat dicerna oleh siswa. Jadi pengelolaan pengajaran adalah setiap usaha sekolah untuk mengatur seluruh kegiatan, baik yang bersifat intra kurikuler, ko kurikuler maupun ekstern kurikuler. Dibicarakan juga bagaimana menata proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas.
Intra kurikuler merupakan kegiatan pelaksanaan kurikulum secara reguler yang sudah ditetapkan secara terjadwal dan pokok.
Ko kurikuler adalah kegiatan di luar kegiatan pokok sebagai tambahan dengan tujuan menunjang kegiatan pokok.
Ekstern kurikuler adalah kegiatan tambahan di luar kegiatan pokok yang bertujuan memberikan bekal tambahan.

E.  Kalender Sekolah
Kalender sekolah adalah ketetntuan waktu belajar yang ditentukan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan. Berisi jumlah hari sekolah efektif dalam satu tahun ajaran yang terdiri dari dua semester. (Gambar 01)
Umumnya penentuan hari belajar efektif itu sebanyak 240-245 hari efektif. Atas dasar kalender sekolah setiap Kepala Sekolah dapat menetapkan kegiatan-kegiatan sekolah selama setahun.
Dengan adanya kalender sekolah progam-progam tahunan staf sekolah dapat mengetahui :
1.    Kapan tahun ajaran dimulai dan berakhir
2.    Kapan dia harus mengajar
3.    Kapan hari libur
4.    Kapan ada kegiatan eksta kurikuler dll

F.   Penyusuan Rencana Kerja Tahunan
Rencana Kerja Tahunan ialah suatu rencana tentang kegiatan-kegiatan pendidikan yang akan dilaksanakan selama tahun ajaran, di samping memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan juga merencanakan tentang waktu “kapan” kegiatan itu dilaksanakan. Oleh karena itu Rencana Kerja Tahunan ini disebut juga “Kalender Pendidikan,” dengan demikian kalender pendidikan ini merupakan pedoman pokok bagi seluruh kegiatan pendidikan di sekolah selama tahun. (Gambar 02)
Kalender pendidikan harus sudah disusun sebelum tahun ajaran dimulai dan harus direncanakan secara matang oleh kepala sekolah dan guru-guru, dengan demikian guru-guru ikut terlibat sepenuhnya (involved) dalam perencanaan dan ikut bertanggungjawab sepenuhnya pula dalam pelaksanaannya, dan juga agar apa yang akan dikerjakan pada tahun ajaran yang akan datang telah direncanakan dengan baik.
G. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Masalah penyusunan jadwal merupakan salah satu masalah yang sangat penting dan cukup sulit, sehingga sering menyusun jadwal ini dipergunakan sebagai barometer untuk mengukur kemampuan kepala sekolah atau guru yang diserahi tugas tersebut. (Gambar 03)
Penyusunan jadwal pelajaran dilakukan dengan :
1.      Menginventarisasi mata pelajaran dan jumlah masing-masing mata pelajaran.
2.      Penentuan waktu jam pelajaran per mata pelajaran dan jam mata pelajaran per minggu.
3.      Pembagian beban mengajar merupakan suatu perangkat yang berisi tentang pembagian jam kerja mengajar pada masing-masing guru. Beban mengajar diadakan agar guru mengetahui berapa berat beban mengajar pada tiap hari ataupun tiap minggunya.
4.      Penyusunan program pengajaran tahunan dan semester dilakukan oleh guru kelas dengan dibantu dan dibina oleh kepala sekolah setiap semester dan tahun.
5.      Alokasi waktu sesuai dengan susunan progam dalam silabus untuk setiap mata pelajaran.
6.      Setiap pertemuan minimal dua jam jadwal pelajaran.
7.      Pergantian jam bagi guru, diselingi dengan waktu istirahat.


H.  Pembagian Beban/ Tugas Guru
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kalau menyusun jadwal bagi guru bidang studi : (Gambar 04)
1.    Harus menjaga keseimbangan antara tuntutan dan keharusan lembaga sekolah dengan tuntutan dan kebutuhan guru secara pribadi. Biasanya tiap guru memninta waktunya sendiri. Kalau tiap orang menentukan waktunya sendiri akan terjadi “Tabrakan Jadwal”.
2.    Bidang studi yang memerlukan pembinaan kegiatan mental yang tinggi harus ditempatkan pada jam pagi (awal pelajaran).
3.    Pelajaran yang lebih banyak mementingkan keterampilan ditempatkan pada jam akhir.
4.    Cegah saling mengganggu antara pelajaran yang diberikan pada kelas yang satu dengan kelas yang lain.
5.    Untuk pelajaran tradisional yang menggunakan metode ceramah agar jangan lebih dari dua jam pelajaran, karena daya serap anak terbatas. Anak tidak mungkin duduk mendengarkan selama 140 menit terus menerus. Jadi harus ada selang waktu diantara dua jam pelajaran.

Khusus guru yang mendapat tugas tambahan pemenuhan jam disesuaikan dengan PP 74 tahun 2008 tentang tugas tambahan guru. Pedoman penghitungan beban kerja guru yang diterbitkan Direjn PMPTK kemdiknas :
1.      Tugas sebagai Kepala Sekolah ekuivalen dengan 18 jam, sehingga minimal wajib mengajar 6 jam.
2.      Tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah ekuivalen dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.
3.      Tugas sebagai Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.
4.      Tugas sebagai Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.





BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan makalah diatas tentang manajemen kurikulum dapat disimpulkan bahwa.
Pertama, Manajemen Kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum membutuhkan keterlibatan masyarakat agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum.
Kedua, Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum.
Ketiga, pengelolaan pengajaran adalah setiap usaha sekolah untuk mengatur seluruh kegiatan, baik yang bersifat intra kurikuler, ko kurikuler maupun ekstern kurikuler. Dibicarakan juga bagaimana menata proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas.

B.   SARAN




DAFTAR RUJUKAN
Fachrudi, S.I & Soetopo, H. 1987. Administrasi Pendidikan.Malang: Ikip Malang
Nanang. 2013. Manajemen Kurikulum, (Online), (nanang.cds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum), diakses 5 September 2014
Soetopo, H & Sumanto, W. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Malang: Usaha Nasional Surabaya Indonesia
Tim Dosen.2009. Manajemen Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Triwiyanto, T. 2013. Hakikat Manusia, Aliran, Sistem, Layanan, Dan Persoalan Pendidikan. Malang: FIP UM




DAFTAR TABEL

 Progam Tahunan Sekolah

Jadwal Pelajaran
 Beban Tugas Guru
Kalender Sekolah

Sabtu, 23 Januari 2016

Jenis dan Macam-Macam Majas

JENIS DAN MACAM-MACAM MAJAS


Secara garis besar majas dapat dibedakan menjadi empat kelompok, jenis macam-macam majas dan contoh majas terlengkap mempunyai banyak turunan dan kategori dalam majas itu sangat banyak dibawah ini akan dibahas secara jelas.

Majas terdiri atas:


  1. Majas Perbandingan;
  2. Majas Pertentangan;
  3. Majas Sindiran;
  4. Majas Penegasan.
Ke empat macam-macam majas diatas masih dibagi dalam beberapa bagian majas, atau biasa disebut turunan dari majas tersebut, dibawah ini detailnya.

A. Majas Perbandingan

1. Personifikasi
2. Metafora
3. Eufimisme
4. Sinekdoke
5. Alegori
6. Hiperbola
7. Simbolik
8. Litotes
9. Alusio
10.Asosiasi
11.Derifrasi
12.Metonomia
13.Antonomasia
14.Tropen
15.Parabel
16.Alusio

B. Majas Pertentangan

1. Antitesis
2. Paradoks
3. Okupsi
4. Kontradiksi
5. Anakronisme
6. Internimis

C. Majas Penegasan

1. Pleonasme
2. Repetisi
3. Pararelisme
4. Tautologi
5. Simentri
6. Enumerasia
7. Klimaks
8. Anti klimaks
9. Retorik
10.Koreksio
11.Asidenton
12.Paksidenton
13.Eksklamasio
14.Preterito
15.Interupsi
16.Inversi
17.Elipsis

D. Majas Sindiran
1. Ironi
2. Sinisme
3. Sarkasme

Lengkap bukan, ulasan tentang jenis dan macam-macam majas yang ada. Kita lanjut pada pembahasan selajutnya yang akan diterangkan dibawah ini.
Macam-Macam Majas Beserta Definisi dan Contohnya
Setelah diatas tadi kita ulas tentang jenis dan macam-macam majas yang ada. Dibawah ini akan dijelaskan lengkap bagaimana pengertian dari majas tersebut beserta itu juga kami berikan contohnya, ini info-asik ambil sampelnya dari wikipedia.
Description: Macam-Macam Majas dan Contoh Majas Terlengkap

A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:

1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh :
  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Mukanya pucat bagai mayat.
  • Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.

Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara.

Contoh:
  • Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
  • Raja siang keluar dari ufuk timur
  • Jonathan adalah bintang kelas dunia.
  • Harta karunku (sangat berharga)
  • Dia dianggap anak emas majikannya.
  • Perpustakaan adalah gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:
  • Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
  • Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:
  • Ia terkenal sebagai buaya darat.
  • Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
  • Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
  • Melati, lambang kesucian
  • Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
  • Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
  • Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
  • Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)
7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh: 
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

B. Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

C. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
d. Majas Pertentangan

D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.

Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
JENIS DAN MACAM-MACAM MAJAS
Secara garis besar majas dapat dibedakan menjadi empat kelompok, jenis macam-macam majas dan contoh majas terlengkap mempunyai banyak turunan dan kategori dalam majas itu sangat banyak dibawah ini akan dibahas secara jelas.

Majas terdiri atas:


  1. Majas Perbandingan;
  2. Majas Pertentangan;
  3. Majas Sindiran;
  4. Majas Penegasan.
Ke empat macam-macam majas diatas masih dibagi dalam beberapa bagian majas, atau biasa disebut turunan dari majas tersebut, dibawah ini detailnya.

A. Majas Perbandingan

1. Personifikasi
2. Metafora
3. Eufimisme
4. Sinekdoke
5. Alegori
6. Hiperbola
7. Simbolik
8. Litotes
9. Alusio
10.Asosiasi
11.Derifrasi
12.Metonomia
13.Antonomasia
14.Tropen
15.Parabel
16.Alusio

B. Majas Pertentangan

1. Antitesis
2. Paradoks
3. Okupsi
4. Kontradiksi
5. Anakronisme
6. Internimis

C. Majas Penegasan

1. Pleonasme
2. Repetisi
3. Pararelisme
4. Tautologi
5. Simentri
6. Enumerasia
7. Klimaks
8. Anti klimaks
9. Retorik
10.Koreksio
11.Asidenton
12.Paksidenton
13.Eksklamasio
14.Preterito
15.Interupsi
16.Inversi
17.Elipsis

D. Majas Sindiran
1. Ironi
2. Sinisme
3. Sarkasme

Lengkap bukan, ulasan tentang jenis dan macam-macam majas yang ada. Kita lanjut pada pembahasan selajutnya yang akan diterangkan dibawah ini.
Macam-Macam Majas Beserta Definisi dan Contohnya
Setelah diatas tadi kita ulas tentang jenis dan macam-macam majas yang ada. Dibawah ini akan dijelaskan lengkap bagaimana pengertian dari majas tersebut beserta itu juga kami berikan contohnya, ini info-asik ambil sampelnya dari wikipedia.
Description: Macam-Macam Majas dan Contoh Majas Terlengkap

A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:

1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh :
  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Mukanya pucat bagai mayat.
  • Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.

Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara.

Contoh:
  • Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
  • Raja siang keluar dari ufuk timur
  • Jonathan adalah bintang kelas dunia.
  • Harta karunku (sangat berharga)
  • Dia dianggap anak emas majikannya.
  • Perpustakaan adalah gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:
  • Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
  • Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:
  • Ia terkenal sebagai buaya darat.
  • Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
  • Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
  • Melati, lambang kesucian
  • Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
  • Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
  • Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
  • Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)
7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh: 
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

B. Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

C. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
d. Majas Pertentangan

D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.

Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!